Tuhan berfirman: Meski Aku tahu semua rahasiamu
Namun segeralah kau ungkapkan segala keinginanmu
(Rumi, Masnawi, jilid 1 bait 60)
Dengan mungutip alquran surat Ghafir ayat 60 (Berdoalah kepadaku, maka aku akan mengabulkanmu), Rumi mengingatkan kepada kita, meskipun Tuhan mengetahui segala rahasia kita, tapi tetap mengajak hambanya untuk melafalkan segala hajat yang tersimpan.
Mungkin terbersit dalam benak kita, kenapa sih mesti diungkapkan?
Menurut Rumi, melalui pengulangan lisan, hati akan menjadi mantap. Mungkin ya, dalam bahasa kekiniannya, kita seperti sedang curhat langsung sama Allah, meski hajat kita belum terkabul, tapi hati kita sudah merasa lega.
Doa itu sendiri nutrisi penting bagi ruh, ibarat makan dan minum bagi tubuh. Tapi, seringkali kita hanya berdoa ketika merasa ada hajat. Padahal, ruh yang dibiarkan tanpa doa, ibarat rumah kosong yang gelap dan pengap. Doa adalah cahaya yang membuat ruh kita semakin hidup.
Dalam bait lain, Rumi menyindir orang yang meminta segala hajat kepada Tuhan, tapi melupakan Tuhan itu sendiri.
Mereka minta apapun dari Tuhan, tapi melupakan Tuhan
Mereka kira sudah mendapatkan segalanya, padahal sesungguhnya mereka merugi
(Masnawi, jilid 5, bait 773)
Maksudnya, seringkali kita berdoa hanya untuk hal-hal yang sifatnya duniawi dan melupakan hal utama yang harus kita gapai, yaitu: ketaqwaan serta akhir yang baik. Dan semua itu akan diperoleh, saat kita benar-benar pasrah dan mendekat kepadaNya.
Rumi mencontohkan, untuk memperoleh kepasrahan, kita disarankan memulai doa dengan pengakuan dosa yang kita lakukan, misalnya dengan kalimat:
ربنا ظلمنا انفسنا (Tuhanku, aku telah menzalimi diriku sendiri )
Rumi juga menyebutkan, satu hal lagi yang dalam doa tak boleh dilupakan, rasa optimis dan prasangka baik kepada Tuhan.
Tuhan, Engkau adalah kimia yang mampu mengubah dosa sebesar aliran sungai darah, menjadi air nil yang jernih.
(Masnawi, jilid 2, bait 694)
Selamat bemunajat dan semoga kita mencapai lailatul qadar yang dijanjikanNya, amin.