Selasa, Mei 20

Tag: afifah ahmad

Menapaki Tangga Spiritualitas: Belajar dari Kisah Zulaikha
Info, Matsnawi, Ngaji, Telaah

Menapaki Tangga Spiritualitas: Belajar dari Kisah Zulaikha

Yusuf dan Zulaikha, salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang banyak mencuri perhatian para penulis dan pencerita sepanjang masa. Mereka menceritakan kembali kisah ini dalam berbagai versi dan pendekatan. Demikian juga, kisah ini menarik perhatian banyak tokoh tasawuf dari berbagai generasi, sejak Sanai, Suhrawardi, Rumi, hingga Jami. Di tangan para penyair sufistik, kisah Yusuf-Zulaikha terasa lebih hidup dengan membawa tokoh-tokoh cerita ke dalam penafsiran yang lebih lentur. Jika dalam pendekatan klasik, penafsiran tokoh Zulaikha kerap berhenti pada sosok perempuan yang mencinta seseorang secara membabi buta, para penyair sufistik melengkapi jalan cerita setelah Zulaikha mengalami transformasi dalam hidupnya yang akhirnya menemukan cinta sejati. Misalnya, Sanai memandang sosok Zulai...
Kelas Isu-Isu Feminin
Galeri, Info, Ngaji

Kelas Isu-Isu Feminin

*Pendaftaran Kelas Isu-Isu Feminin dalam Tradisi Spiritual Islam* Apakah perempuan hanya berada di pinggiran sejarah dalam studi Islam? Temukan jawabannya dalam kelas tematik yang mendalam ini bersama para narasumber yang kompeten di bidangnya. Apa yang Akan Anda Pelajari? ✨Sesi I – 08 Mei 2025 Perempuan Suci dalam Al-Qur’an Menurut Rumi ~ Afifah Ahmad ✨Sesi II – 15 Mei 2025  Perempuan Fitnah Laki-Laki? ~ Dr. Faqiuddin Abdul Kodir ✨ Sesi III – 22 Mei 2025 Sufi-Sufi Perempuan ~ Muhammad Nur Jabir, M.A ✨ Sesi IV – 29 Mei 2025 Nabi Perempuan. Mungkinkah? ~ Dr. Salamah Noorhidayati, M.Ag Setiap Kamis malam, pukul 19.30 – 21.00 WIB 📍 Platform: Zoom Meeting 💸 Infak: Rp250.000 (4x pertemuan, rekaman, dan bahan ajar) 📌 Kuota terbatas! 📲 Daftar ...
Apresiasi “Ngaji Rumi” oleh Penulis Malaysia
Buku, Buku Kontemporer, Resensi Ngaji Rumi, Telaah

Apresiasi “Ngaji Rumi” oleh Penulis Malaysia

Pesan Rumi tentang kedamaian DALAM literatur tradisi klasik Islam kaya subur dengan pesan-pesan kemanusiaan dan kedamaian. Sayangnya umat hari ini terus leka untuk menyerap kefahaman tersebut. Kita boleh temukan banyak pesan-pesan kedamaian dalam karya-karya para ulama, filsuf dan sufi sejati. Salah satunya dari ulama sufi, Jalaluddin Rumi. Banyak yang boleh kita pelajari dari tokoh sufistik ini. Lebih-lebih lagi mengenai konflik peperangan dan kemanusiaan yang berlaku dunia pada hari ini. Seorang penekun karya Rumi, Afifah Ahmad yang berada di Iran tekun menulis mengenai puisi Rumi dengan penuh dimensi yang luas. Bukunya ngaji Rumi ini adalah percikan puisi-puisi asal Rumi sekali gus mengetuk kita untuk kembali mengingati dan menyebarluaskan kekayaan literatur klasik Islam. ...
Ngaji Rumi: Mengapa Kita Perlu Berbagi Ilmu?
Buku, Buku Kontemporer, Telaah

Ngaji Rumi: Mengapa Kita Perlu Berbagi Ilmu?

Ada satu masa, kadang saya lama tidak menuliskan catatan Ngaji Rumi karena merasa kalau apa yang saya ketahui masih sangat terbatas. Namun, belakangan setelah saya menemukan Ghazal Rumi ini, semangat saya kembali berangsur membaik. Meskipun kadang masih berbenturan dengan pembagian waktu. Terus terang, saya terkejut menjumpai tiga bait penutup Ghazal ke-2 Rumi dalam kitab “Ghazalliyat Shams Tabrizi” ini. Biasanya, Rumi menutup Ghazal dengan meminta kita untuk hening, tapi dalam ghazal ini, Rumi justeru menjelaskan pentingnya menggunakan potensi “berbahasa” dalam diri kita. *** Sukhan itu air kehidupan yang dianugerahkan Tuhan secara laduni Jangan kau mengabaikannya, karena ia mendorong amal baik Penyimak yang bijak, mampu memetik ribuan hikmah dari sedikit kata Seb...
Mari Menjemput Nafahat
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Telaah

Mari Menjemput Nafahat

Nabi bersabda: Nafahat Ilahi hari-hari ini datang silih berganti. Tajamkan pandangan dan lembutkan jiwamu, sambutlah nafahat yang berharga ini. Nafahat akan datang, menyapamu, lalu hilang. Ia memberkati siapa saja yang dikehendaki lalu pergi. Nafahat lain akan datang, sadarilah! Jangan sampai terlewatkan, Kawan! Nafahat ini punya daya gerak surgawi, bukan gerak duniawi. (Rumi, Matsnawi jilid 1, bait 1951-1956) Apakah “Nafahat” yang dimaksud Rumi dalam puisi di atas? Sebagian penafsir menyebutkan “Nafahat” adalah orang-orang bijak yang diutus ke bumi untuk membangunkan fitrah manusia menuju jalan cahaya. Mereka datang silih berganti sepanjang masa memenuhi bumi dengan cinta dan kasih-Nya. Ada juga yang menafsirkan “Nafahat” sebagai embusan Ilahi yang ditebark...
Resensi Buku “Ngaji Rumi: Kitab Cinta dan Ayat-Ayat Sufistik”
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Ngaji, Resensi Ngaji Rumi

Resensi Buku “Ngaji Rumi: Kitab Cinta dan Ayat-Ayat Sufistik”

Penulis Resensi: Isti Toq’ah (Fouder Pandaiindonesia dan Penggerak Gusdurian Jakarta) Pembukaan: Relasi Kesalingan, Bukan Relasi Kuasa Buku ini terdiri dari enam bagian di mana bagian pembuka yang merupakan prolog dari K.H. Husein Muhammad sangat menarik ternyata Rumi mengamini kesetaraan gender yang sering kali dengan gopoh atau terburu-buru oleh mereka yang tidak paham kerap dihakimi hanya merupakan kiriman asing dari Barat. Konsep mubadalah atau relasi kesalingan menjadi jawaban bagi kekerasan yang sering terjadi akibat relasi kuasa. Kesalingan atau relasi yang resiprokal dengan timbal balik dua arah merupakan hubungan yang sehat dan tidak merasa lebih superior di salah satu pihaknya. Rumi menguatkan bahwa laki-laki bukanlah polisi moral bagi perempuan, malahan memi...
Rumi, Perempuan, dan Kesehatan Mental
Galeri, Info, Ngaji

Rumi, Perempuan, dan Kesehatan Mental

Refleksi Haul ke 750 Jalaluddin Rumi Bulan Desember ini, banyak momen penting untuk dikenang, di anataranya 17 Desember nanti adalah menengang Haul Rumi ke 750, 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu (saya memaknainya juga sebagai hari perempuan), 25 Desember kelahiran Isa Almasih dari seorang perempuan suci bernama Maryam. Terinspirasi dari tiga peristiwa penting itulah, tulisan sederhana ini lahir. Tulisan ini, mencoba untuk menstrukturkan pengalaman serta penghayatan saya atas syair-syair Rumi yang berkaitan dengan perempuan dan kesehatan jiwa. Beberapa bagian cerita mungkin pernah saya sampaikan di berbagai kesempatan, namun di sini saya berusaha menyampaikan kembali dengan pijakan teoritisnya. Semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit sumbangsih, paling tidak membersamai ...
Mengapa Harus Membaca Majalis Sab’ah?
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Ngaji, Telaah

Mengapa Harus Membaca Majalis Sab’ah?

Kitab ini memuat tujuh khotbah dengan porsi yang berbeda-beda di tiap khotbahnya. Khotbah pertama memuat porsi yang cukup besar, nyaris setengah isi buku. Karena itulah, sebagai penerjemah, saya berinisiatif untuk memberikan judul-judul kecil dengan niat untuk memudahkan pembacaan. Selain itu, saya juga membubuhkan catatan kaki untuk menjelaskan beberapa diksi dan istilah yang barangkali belum populer di kalangan pembaca Indonesia. Lalu, apa keunggulan kitab ini, bukankah puncak pemikiran Rumi terangkum dalam kitab Matsnawî Ma’nawî serta Divan-e Shams? Pertama, barangkali memang benar, dua kitab tersebut merupakan hasil akhir dari perjalanan Rumi. Namun yang perlu diingat, hasil itu tidak akan pernah ada tanpa melalui proses yang panjang. Kitab ini, bisa menjadi salah sat...
Resensi Buku Ngaji Rumi: Ringan dan Asik Dibaca
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Ngaji, Resensi Ngaji Rumi, Sastrawan Sufistik, Telaah

Resensi Buku Ngaji Rumi: Ringan dan Asik Dibaca

Dalam kajian tasawuf, nama Rumi adalah salah tokoh yang lekat dengan syair-syair sufistiknya. Banyak yang mengagumi keindahan syair-syair Rumi terutama karena kedalaman maknanya. Salah satu buku yang mengkaji syair-syair Maulana Jalaluddin Rumi adalah buku karya Afifah Ahmad yang berjudul, Kitab Cinta dan Ayat-ayat Sufistik. Buku terbitan Afkaruna.id ini berjumlah 223 halaman dengan menyajikan 6 tema di dalamnya. Penulis tidak banyak mengenal syair-syair Rumi kecuali sedikit saja karena begitu banyak dikutip terutama oleh agamawan. Maka buku ini menjadi semacam langkah awal untuk kelak mengenal Rumi dan karyanya lebih jauh. Afifah Ahmad, seorang penulis perempuan yang telah lama menetap di Iran, menjadikan kitab Tafsir Matsnawi Ma’nawi karya Karim Zamani sebagai rujukan utama ...