Rabu, Oktober 15

Tag: Matsnawi Maknawi

Suka Duka adalah Tamu Pembawa Pesan
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Ngaji, Sastrawan Sufistik, Telaah

Suka Duka adalah Tamu Pembawa Pesan

Foto: Koleksi Pribadi هر دَمی فکری چو مهمانِ عزیز / آید اندر سینه ات هر روز نیز فکر را ای جان به جای شخص دان / زآنکه شخص از فکر دارد قدر و جان فکرِ غم گر راهِ شادی می زند / کارسازی هایِ شادی می کند خانه می روید به تُندی او ز غیر / تا درآید شادیِ تو ز اصلِ خیر می فشاند برگِ زرد از شاخِ دل / تا بروید برگِ سبز مُتّصِل می کنَد بیخِ سُرورِ کهنه را / تا خرامَد ذوقِ نو از ماورا غم کنَد بیخِ کژِ پوسیده را / تا نماید بیخِ رُو پوشیده را غم ز دل هر چه بریزد یا بَرَد / در عِوَض حقّا که بهتر آورد خاصه آن را که یقینش باشد این / که بُوَد غم بندۀ اهلِ یقین گر تُرُش رُویی نیارَد ابر و برق / رز بسوزد از تبسّم هایِ شرق سعد و نحس اندر دلت مهمان شود / چون ستاره خانه خانه می رود آن زمان که او مُقیمِ بُرجِ توست / باش همچون طالعش شیرین و چُست تا که با مَه چون شود او مُت...
Menapaki Tangga Spiritualitas: Belajar dari Kisah Zulaikha
Info, Matsnawi, Ngaji, Telaah

Menapaki Tangga Spiritualitas: Belajar dari Kisah Zulaikha

Yusuf dan Zulaikha, salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang banyak mencuri perhatian para penulis dan pencerita sepanjang masa. Mereka menceritakan kembali kisah ini dalam berbagai versi dan pendekatan. Demikian juga, kisah ini menarik perhatian banyak tokoh tasawuf dari berbagai generasi, sejak Sanai, Suhrawardi, Rumi, hingga Jami. Di tangan para penyair sufistik, kisah Yusuf-Zulaikha terasa lebih hidup dengan membawa tokoh-tokoh cerita ke dalam penafsiran yang lebih lentur. Jika dalam pendekatan klasik, penafsiran tokoh Zulaikha kerap berhenti pada sosok perempuan yang mencinta seseorang secara membabi buta, para penyair sufistik melengkapi jalan cerita setelah Zulaikha mengalami transformasi dalam hidupnya yang akhirnya menemukan cinta sejati. Misalnya, Sanai memandang sosok Zulai...
Kelas Isu-Isu Feminin
Galeri, Info, Ngaji

Kelas Isu-Isu Feminin

*Pendaftaran Kelas Isu-Isu Feminin dalam Tradisi Spiritual Islam* Apakah perempuan hanya berada di pinggiran sejarah dalam studi Islam? Temukan jawabannya dalam kelas tematik yang mendalam ini bersama para narasumber yang kompeten di bidangnya. Apa yang Akan Anda Pelajari? ✨Sesi I – 08 Mei 2025 Perempuan Suci dalam Al-Qur’an Menurut Rumi ~ Afifah Ahmad ✨Sesi II – 15 Mei 2025  Perempuan Fitnah Laki-Laki? ~ Dr. Faqiuddin Abdul Kodir ✨ Sesi III – 22 Mei 2025 Sufi-Sufi Perempuan ~ Muhammad Nur Jabir, M.A ✨ Sesi IV – 29 Mei 2025 Nabi Perempuan. Mungkinkah? ~ Dr. Salamah Noorhidayati, M.Ag Setiap Kamis malam, pukul 19.30 – 21.00 WIB 📍 Platform: Zoom Meeting 💸 Infak: Rp250.000 (4x pertemuan, rekaman, dan bahan ajar) 📌 Kuota terbatas! 📲 Daftar ...
Mari Menjemput Nafahat
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Telaah

Mari Menjemput Nafahat

Nabi bersabda: Nafahat Ilahi hari-hari ini datang silih berganti. Tajamkan pandangan dan lembutkan jiwamu, sambutlah nafahat yang berharga ini. Nafahat akan datang, menyapamu, lalu hilang. Ia memberkati siapa saja yang dikehendaki lalu pergi. Nafahat lain akan datang, sadarilah! Jangan sampai terlewatkan, Kawan! Nafahat ini punya daya gerak surgawi, bukan gerak duniawi. (Rumi, Matsnawi jilid 1, bait 1951-1956) Apakah “Nafahat” yang dimaksud Rumi dalam puisi di atas? Sebagian penafsir menyebutkan “Nafahat” adalah orang-orang bijak yang diutus ke bumi untuk membangunkan fitrah manusia menuju jalan cahaya. Mereka datang silih berganti sepanjang masa memenuhi bumi dengan cinta dan kasih-Nya. Ada juga yang menafsirkan “Nafahat” sebagai embusan Ilahi yang ditebark...
Resensi Buku Ngaji Rumi: Ringan dan Asik Dibaca
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Ngaji, Resensi Ngaji Rumi, Sastrawan Sufistik, Telaah

Resensi Buku Ngaji Rumi: Ringan dan Asik Dibaca

Dalam kajian tasawuf, nama Rumi adalah salah tokoh yang lekat dengan syair-syair sufistiknya. Banyak yang mengagumi keindahan syair-syair Rumi terutama karena kedalaman maknanya. Salah satu buku yang mengkaji syair-syair Maulana Jalaluddin Rumi adalah buku karya Afifah Ahmad yang berjudul, Kitab Cinta dan Ayat-ayat Sufistik. Buku terbitan Afkaruna.id ini berjumlah 223 halaman dengan menyajikan 6 tema di dalamnya. Penulis tidak banyak mengenal syair-syair Rumi kecuali sedikit saja karena begitu banyak dikutip terutama oleh agamawan. Maka buku ini menjadi semacam langkah awal untuk kelak mengenal Rumi dan karyanya lebih jauh. Afifah Ahmad, seorang penulis perempuan yang telah lama menetap di Iran, menjadikan kitab Tafsir Matsnawi Ma’nawi karya Karim Zamani sebagai rujukan utama ...
Ngaji Rumi: Belajar dari Para Pelukis Yunani
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Ngaji

Ngaji Rumi: Belajar dari Para Pelukis Yunani

Alkisah, sekelompok orang China dan Yunani berdebat tentang siapa yang paling mahir dalam melukis. Keduanya saling beradu argumen. Raja yang berkuasa saat itu, menantang kedua kelompok untuk membuktikan perkataan mereka dengan melangsungkan lomba lukis. Lomba diadakan di tempat yang sama, masing-masing peserta menempati ruang yang memiliki pintu saling berhadapan. Mereka bekerja di ruang masing-masing yang disekat oleh tirai.  Para pelukis China mulai mempersiapkan berbagai bahan terbaik, ia miminta pada raja untuk menyediakan seratus warna. Mereka mulai mengeluarkan segala kemahirannya dalam melukis. Sedangkan di kubu pelukis Yunani, tak terlihat pergerakan yang berarti. Mereka hanya sibuk membersihkan dinding kaca dengan seksama. Ketika keduanya telah selesai dengan pekerjaa...
Mustafa, Menyatukan Umat dengan Cinta
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Mustafa, Menyatukan Umat dengan Cinta

Lukisan Farshician Dalam naungan cahaya Mustafa dendam masa lalu menjadi sirna Ia persaudarakan kaum yang bertikai laksana butiran anggur dalam satu tangkai (Matsnawi, juz 2, bait 3714-3715) Sungguh indah Rumi melukiskan salah satu berkah kehadiran Rasulullah SAW sebagai pemersatu umat. Konteks puisi yang ditulis Rumi dalam kitab Matsnawi ini kembali pada salah satu fase sejarah menjelang hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke kota Madinah. Sejarah mencatat, di Madinah pra Islam, ada dua kabilah terkemuka, yaitu Aus dan Khazraj yang meskipun berasal dari satu rumpun tetapi mereka selalu bertikai dan berperang. Berbagai upaya pernah dilakukan untuk meredakan pertikaian tersebut, tapi tak pernah berhasil. Sampai akhirnya datanglah sosok Rasul mempersaudarakan kembali merek...
Jangan Mendahului Takdir
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Jangan Mendahului Takdir

Alkisah, ada salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang sadang sakit keras, Rasul lalu mengajak para sahabat lain untuk menjenguknya. Dari keterangan orang terdekat, si sakit terus mengaduh dan meraung menahan rasa sakit. Begitu mengetahui Rasul datang, ia berusaha tegar, meski tak dapat menyembunyikan rasa sakitnya. Rasul bertanya kepadanya: “Apakah Anda berdoa sesuatu yang menyebabkan seperti ini?” Setelah mengingat-ingat, akhirnya ia bercerita: “Setelah saya bertaubat dan menjadi pengikut Anda, saya berdoa kepada Tuhan, jika saya berbuat dosa, berilah sangsi di dunia ini agar kelak selamat di akhirat”. Nabi yang mulia kemudian memberikan nasihat kepadanya agar tidak lagi berdoa demikian. Kata Nabi “Mintalah kebaikan di dunia maupun di akhirat”. Kisah ini disampaikan secara pan...
Ketika Nabi Muhammad SAW Menunjuk Pemimpin Belia
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Ketika Nabi Muhammad SAW Menunjuk Pemimpin Belia

Lukisan Farshician Alkisah, di hari-hari terakhir kehidupannya, Rasulullah mempersiapkan sebuah pasukan untuk menghadapi ancaman serangan Kekaisaran Romawi. Beliau menunjuk seorang komandan yang masih belia, berusia sekitar 18 tahun, bernama Usamah bin Zaid. Dalam barisan pasukan tersebut, hadir para prajurit dan komandan senior dari kalangan Muhajirin. Penunjukan ini sempat menimbulkan protes sebagian kaum muslimin, mereka berharap Nabi dapat menunjuk seorang komandan yang lebih berpengalaman. Rasul SAW kemudian meluruskan pandangan mereka, betapa banyak anak-anak muda yang memiliki kebijaksanaan dan  kematangan berpikir, bahkan melampaui mereka yang secara usia lebih tua. Usia bukanlah ukuran kematangan seseorang, namun yang terpenting adalah pola pikir dan kemampuan. *** ...