Senin, Desember 1

Tag: Jalaluddin Rumi

Maryam dan Simbolisasi Perjalanan Rohani
Ghazaliyat, Matsnawi, Ngaji, Telaah

Maryam dan Simbolisasi Perjalanan Rohani

Beberapa waktu lalu, saya pernah mengikuti tour budaya dengan agenda mengunjungi gereja-gereja tua di Tehran. Setiap kali saya memasuki ruang utama gereja, perhatian saya selalu tersedot pada lukisan bunda Maria. Menariknya, visualisasi bunda Maria dari satu gereja ke gereja lainnya terlihat berbeda. Ada yang menggambarkan bunda Maria dengan kain penutup kepala yang menjuntai hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ada juga yang melukiskan bunda Maria tampak bersahaja, berkerudung putih dengan menyisakan rambut di bagian depannya. Bahkan di gereja yang saya kunjungi juga, ada lukisan bunda Maria tanpa penutup kepala bergaya busana perempuan Eropa abad pertengahan.  Betapapun beragamnya visualisasi dan ekspresi lukisan bunda Maria, ada dua hal yang selalu saya jumpai. Pertama, hampir...
Haul Rumi, 17 Desember 2022
Buku, Galeri, Info

Haul Rumi, 17 Desember 2022

Hari ini, 17 Desember diperingati sebagai Haul maulana Jalaluddin Rumi. Bagi saya, Rumi adalah sumber inspirasi yang tak pernah kering. Syair-syairnya melintasi ruang dan waktu. Tanpa menggurui, melalui syair-syairnya Rumi telah membimbing kita melihat dunia dengan sudut pandang yang lebih luas, sudut pandang penyatuan manusia dan alam semesta. Konsep inilah yang memungkinkan setiap orang dengan beragam latar belakang berada di “Ruang Perjumpaan”. Ruang yang membawa manusia pada kesadaran bahwa setiap wujud di dunia ini mulia karena mendapat pantulan kebaikan Tuhan. Silahkan baca lengkapnya tulisan saya di Opini Media Indonesia hari ini. Sekali lagi, selamat merenungi kembali puisi-puisi Rumi di hari wafatnya penyair sufistik legendaris ini. Link tulisan ada di sini: https://m.med...
Menyoal Pola Pikir Kan’an
Buku, Buku Kontemporer, Matsnawi, Telaah

Menyoal Pola Pikir Kan’an

‏Alhamdulillah, Jumat ini saya masih diberikan kesempatan untuk bisa menerjemahkan salah satu penggalan puisi Rumi dalam buku Matsnawi jilid keempat. Puisi yang cukup panjang dan saya coba memilih diksi yang mudah sehingga teman-teman bisa langsung memahami. Saya hanya memberikan sedikit catatan saja dengan merujuk pada kitab Tafsir Matsnawi Karim Zamani yang saya baca. Tapi, teman-teman juga boleh mengabaikan catatan tersebut dan silahkan memahami dengan cara yang  berbeda. ———— Begini junjungan kita Nabi Muhammad pernah bersabda Aku ibarat bahtera penyelamat dalam samudra kehidupan  Begitu juga orang-orang yang memperoleh makrifatku Mereka dapat menjadi penyelamat sebagai wakilku Dalam lautan bergelombang, kami seperti perahu Nuh Wahai pemuda, jangan ber...
Resensi Buku Ngaji Rumi
Buku, Matsnawi, Resensi Ngaji Rumi

Resensi Buku Ngaji Rumi

Sumber gambar: Iqra.id Pertama sejak baca-baca status Mba Afifah Ahmad yang seminggu sekali muncul status ngaji Rumi. Jujur saya jadi tertarik untuk mempelajari pemikiran Jaladuddin Rumi.  Hal ini bersamaan juga dengan adanya bacaan saya soal subjek menurut AlGhazali. Entah kenapa Rumi rasanya cukup banyak memberikan pengaruh dalam pencarian dan penelusuran saya soal subject menurut AlGhazali.  Ketika aku beli dua buku Rumi yang berjudul Mastnawi dan Fii hii ma Fiihi, aku merasa berat sekali untuk mencerna dua buku babon Jalaluddin Rumi, sampai akhirnya aku menemukan buku Ngaji Rumi yang ditulis Mba Afifah ini. Saya sangat berterimakasih yang sebeasar-besarnya pada mba Afifah yang sudah menuliskan buku ini kayak catatan-catatan, namun penuh dengan pengetahuan spiritual d...
Cinta, Nama Lain Tuhan
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Cinta, Nama Lain Tuhan

“Anda tahu kenapa malaikat diperintahkan sujud kepada Adam?”, tanya seorang pengajar dalam sebuah kelas Rumi. Hening. Semua memilih untuk merenungkan pertanyaan itu lebih dalam. “Karena pada diri Adam, ada manivestasi Tuhan”, akhirnya pertanyaan itu dijawabnya sendiri. Ya, tidak hanya pada Adam, Tuhan hadir dalam setiap ciptaannya dan Tuhan amat menyayangi seluruh makhluknya. *** Potongan dialog tersebuat mengawali kelas sorogan kitab Matsnawi yang saya ikuti sejak tahun 2018. Ada yang terasa berbeda pada pertemuan sore itu. Mungkin karena kami akan menamatkan kitab ketiga Matsnawi. Atau mungkin juga karena bait-bait di akhir kitab ketiga mengekspresikan begitu banyak ruang cinta. Sejatinya, hampir seluruh puisi Rumi memang menyimpan pundi-pundi cinta, namun terkadang di beberapa bag...
Tangis Kerinduan Sebatang Kurma untuk Rasul yang Mulia
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Tangis Kerinduan Sebatang Kurma untuk Rasul yang Mulia

Lukisan Farshician tentang Miraj Alksiah, di masjid Nabawi, ada sebuah tiang terbuat dari batang pohon kurma yang biasanya menjadi tempat bersandar Rasulullah SAW ketika berkhutbah. Karena jamaah umat Islam mulai ramai, seorang sahabat berinisiatif membuatkan Baginda Nabi mimbar agar jamaah dari berbagai sudut tetap dapat melihat dan mendengar Nabi berkhutbah. Suatu hari, Nabi mendengar tangis kesedihan dari arah tiang tersebut. Rupanya ia bersedih karena kerinduan kepada Sang Nabi yang tidak lagi bersandar kepadanya. Lalu Rasulullah SAW datang mendekat dan membisikkan sesuatu yang dapat meredakan kesedihannya.  *** Kisah ini disampaikan panjang lebar oleh Maulana Jalaluddin Rumi dalam kitab Matsnawi jilid pertama bait 2113-2124. Menurut Foruzanfar, penulis Ahadits Matsna...
Kisah Hilal, Budak Penjaga Ternak yang Dimuliakan Nabi
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Kisah Hilal, Budak Penjaga Ternak yang Dimuliakan Nabi

Hilal adalah salah seorang sahabat Nabi. Ia budak yang bekerja mengurus hewan ternak di rumah salah seorang saudagar. Suatu ketika Hilal jatuh sakit. Tak ada seorang pun yang mencari tahu kabarnya, bahkan sang majikan sekalipun. Hilal tetap bekerja dan tinggal di dekat kandang ternak meski ia sudah sembilan hari sakit. Sampai akhirnya, melalui perantara wahyu, Rasulullah SAW mengetahui kondisinya.  Beliau segera datang menjenguk Hilal. Begitu tahu Baginda Nabi mendatangi rumahnya, saudagar, tempat Hilal tinggal, terlihat suka cita menyambutnya. Namun, Rasulullah segera memetahkan harapan saudagar itu dengan mengatakan: “Aku datang ke sini bukan untuk bertemu denganmu, tapi untuk mengunjungi Hilal”. Sang Nabi segera menuju kandang ternak yang gelap, beliau bertemu dan mendekap Hilal...
Ngaji Rumi: Pesan Nabi tentang Jalan Kesunyian
Matsnawi, Ngaji, Telaah

Ngaji Rumi: Pesan Nabi tentang Jalan Kesunyian

Foto: Lukisan Farshichian Dalam sebuah seminar bertema ”Sastra Sufistik” di UIN Bandung, saya pernah menjelaskan, salah satu yang membuat puisi Rumi abadi karena terinspirasi dari kitab-kitab langit, termasuk hadis Nabi. Ada begitu banyak sabda Nabi yang dikutip Rumi dengan beragam metode penyampaian, baik kutipan langsung redaksi hadis maupun kandungan maknanya. Ciri puisi Rumi yang mengutip sabda Nabi, biasanya dimulai dengan kalimat گفت پیغامبر atau Nabi bersabda. Salah satu kutipan hadis dalam puisi Rumi yang menurut saya menarik, ada dalam bait ke 823-827 jilid 5 kitab Matsnawi Maknawi. Di sana Rumi mengulang serta memberikan penjelasan tentang pesan Nabi untuk menyayangi dan menemani tiga tipe kelompok. Siapa saja mereka?  گفت پیغامبر که رحم آرید بر جان من کان غنیا ف...
Ghazal 631: Harapan yang Selalu Bersemayam
Ghazaliyat, Ngaji

Ghazal 631: Harapan yang Selalu Bersemayam

Wahai jiwa-jiwa, jangan putus asa, harapan itu adaHarapan yang datang dari tempat tak terduga Nyalakan lentera asamu, meski jiwamu kehilangan Maryam Ia yang dengan cahayanya telah melangitkan Isa Duhai jiwa yang terbelenggu dalam jeruji, teruslah bersemangat Lihatlah bagaimana sang raja membebaskan Yusuf dari penjara Harapan itu juga yang menyembuhkan Yakub dari kebutaan Dan menyampaikan Zulaikha pada Yusuf, kekasihnya Duhai malam yang kau penuhi dengan lantunan “Ya Rab…Ya Rab!” Pada setiap seruan nama Tuhan, ada limpahan rahmatNya Oh…luka lama yang menyayat, akan datang obat penawarnya Dan gembok yang terpatri kuat, telah ada kunci pembukanya Seperti mereka yang berpuasa akan sampai pada masa berbuka Maka reguklah kenikmatan, har...